Halaman

Sabtu, 30 November 2013

Sedekah Laut

Kepercayaan diungkapkan dalam berbagai bentuk misalnya tentang suatu adat, nilai, dan upacara. Disamping kepercayaan akan adanya sang pencipta, masyarakat juga percaya tentang roh-roh jahat yang sewaktu-waktu akan mengganggu ketentraman hidup manusia. Agar terhindar dari roh-roh jahat maka masyarakat berusaha untuk tidak mengganggu dan menghindar dari apa-apa yang menjadi munculnya kegiatan tersebut.
Saya akan membahas kepercayaan yang dimiliki oleh masyarakat nelayan di Muarareja, Tegal, Jawa Tengah yaitu upacara sedekah laut. Upacara ini dilakukan secara ramai dan besar-besaran dilakukan oleh masyarakat desa. Bertujuan untuk memohon kepada Yang Maha Kuasa agar kegiatan nelayan dapat mendatangkan rejeki yang melimpah, agar diberi keselamatan dan kelancaran.
Upacara sedekah laut diadakan setahun sekali yaitu pada bulan sapar (menurut kalender jawa). Kegiatan utama upacara sedekah laut adalah menabur sesaji di tengah laut, yang ditujukan kepada Yang Maha Kuasa dan para leluhur juga dipercaya dapat menjaga dari segala ancaman marabahya yang akan mereka alami.
Penaruhan sesaji ketengah laut dilakukan oleh rombongan perahu hias, sebelumnya perahu itu dihias dipinggir pantai. Setelah persiapan sesaji dan perahu yang sudah dihias siap, dibawalah perahu ke tengah laut dengan jarak antara 2 km dari garis pantai, dengan didahului pembacaan doa oleh dalang sebagai pemimpin upacara, setelah itu sesaji ditebar dan bersorak rianglah para peserta upacara secara beramai-ramai.
Para pihak yang mengikuti atau terlibat secara langsung dalam upacara adat tersebut adalah para keluarga nelayan, pemilik perahu, beserta anak buahnya dan aparat desa setempat.
Sesaji yang dipersembahkan kepada Yang Maha Kuasa dan roh leluhur antara lain berisikan berbagai makanan, buah-buahan, wewangian, bunga-bungaan, minuman dan kepala kerbau serta kepala kambing. Semua buah-buahan tersebut ditaruh disuatu tempat yang berukuran 2 meter persegi, yang dinamakan ancak.
Untuk menghindari terjadinya suatu yang tidak diinginkan, segenap peserta upacara tersebut terutama yang ikut melaut tidak boleh mengeluarkan kata-kata kotor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar